Kamis, 27 Juni 2019

Berpuasa Itu Indah


By : Ani Paga

Tahun 2010 ketika menjalankan medical check up di rumah sakit Santa Elisabet kota Bekasi suami saya disarankan dokter internis yang merawatnya untuk menjalankan puasa.
Suamiku hanya diperbolehkan menenggak minuman air mineral sebanyak 1 liter bahkan lebihpun diperbolehkan. Reaksi  suamiku yang berkulit kuning langsat langsung berubah menjadi merah. Suami saya agak terkejut dan  stress mendengar saran Dokter itu. Kata PUASA merupakan satu hal yang belum pernah dilakukannya. Dengan sabar aku meyakinkannya dan mengajaknya melakukan puasa.

Kutuntun suamiku menuju Kapel kecil Santa Elisabeth yang berlokasi di belakang rumah sakit Elisabeth milik biarawati.
Di dalam kapel itu saya menyuruh dia berdoa Rosario di depan altar. Ketika dia sedang khusuk berdoa saya membisikkan satu kalimat pada telinganya “ Mintalah Tubuh dan Darah Yesus sebagai santapan rohanimu siang ini” demikian saranku padanya. Entah mengapa kalimat itu begitu mendadak mampir dalam hatiku.

Usai berdoa Rosario aku menanyakan suamiku apa yang terjadi. Puji Tuhan dia mengalami mujizat yang luar biasa. Rasa lapar dan haus yang awalnya menyiksanya kini berubah menjadi kenyang dan dia terlihat lebih segar.

Beberapa waktu kemudian kami kembali ke lobby Rumah sakit. Sembari menunggu terapi selanjutnya kami membeli buku bacaan dan membacanya hingga sore hari. Rasa sakit yang mendera tubuhnya berangsur pulih. Dokter yang merawatnyapun tersenyum melihat semangatnya berpuasa. Sayapun menceritakan mujizat yang dialaminya pada dokter itu.

Sejak kejadian itu, saya sendiri mulai melatih diri saya berpuasa. Setiap pagi hari saya saya selalu berdoa Rosario meminta kekuatan Tuhan.  Awalnya saya hanya mutih (makan nasi putih dan minum air putih) sembari berdoa. Lagi-lagi kalimat “Tuhan kenyangkanlah aku dengan Tubuh dan Darah SuciMu yang kudus” menjadi doaku ketika rasa lapar dan haus menggodaku.  

Puasa Prapaskah tahun berikutnya saya mencoba menjalankan puasa penuh. Setiap kali rasa lapar menghantuiku aku kembali berdoa agar setan yang menggangguku dijauhkan dariku dengan kekuatan tongkat serta tubuh darah suci Yesus. Alhasil aku berhasil puasa tidak makandan minum sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 di sore hari.

Tidak hanya puasa tidak makan dan minum, sayapun bisa mengendalikan emosi saya untuk tidak marah, benci, dendam pada orang lain. Adanya Kemauan dan Kekuatan yang berasal dari diri sendiri merupakan kunci sukses berpuasa. Satu saja pertanyaan saya saat itu mengapa saudara kita yang lain bisa menjalankan puasa dan mengapa kita tidak.

Ternyata tidak ada kata TIDAK BISA jika benar-benar kita bertekad menjalankan puasa. Dan satu hal yang perlu dilakukan Jangan Lupa Berbagi Dengan Saudara Kita yang kekurangan meski kita sendiripun sedang mengalami kesulitan. 
Memberi dari kekurangan tidak akan membuat kita Kekurangan.

Doa yang paling ampuh ketika kita dalam kondisi sedang lapar dan haus.


Selamat menjalankan puasa Prapaskah 2017 semoga bermanfaat.


Tabe (Salam khas Manggarai Flores)

Cear Cumpe; Narasi Syukuran Kelahiran Anak Dalam Budaya Manggarai

Catatan pojok budaya Ani Paga Jarum jam menunjukkan angka 9 am. Pemimpin upacara adat menyambut hadirin dengan menyodorkan sebo...