Jumat, 03 Juni 2022

Telur Sang Buaya Darat; Icip-icip Wisata Flores

Telur Sang Buaya Darat; Icip-icip Wisata Flores. 

 Catatan rengkampong Ani Paga. 

 Flores itu menggetarkan jiwa Flores itu memanjakan mata Flores itu make your Mind be fresh Flores itu a real flower island Flores itu beragam budaya Flores itu kaya keindahan alam Flores itu surga wisata. 

 Seorang anggota polisi asal Jakarta yang sedang bertugas di Flores mengatakan "kak Ani, Flores n NTT tuh Mantap wisatanya" "Ember (emang benar). Baru tau lu. Makanya lu jangan ngeram aja di Jakarta hehehhee"Jawabku dalam dialeg Betawi. 

 Sepeda motor itu kembali membawaku menuju Batu Cermin satu kawasan wisata yang berlokasi di kota Labuan Bajo. Seorang supervisor rekonstruksi Batu Cermin dengan sigap menghadangku. Rupanya aku nggak diijinkan memasuki kawasan wisata itu. "Aku ingin menulis Batu Cermin, mas" Protesku pada supervisor itu. "Oh kalau niat ibu menulis, aku sangat dukung, bu. Promosi wisata Batu Cermin. Sayangnya saat ini belum boleh, bu. Kami sedang mengerjakan proyek, menata kembali landscape-nya" Papar sang supervisor asal Jakarta itu. "Aduh mas, peace deh. Sekali ini saja koq" Pintaku. "Nggak bisa, bu. Ibu harus ada ijin tertulis dari PUPR" "Oh gitu. Okeylah kalau gitu" 

 Aku ditemani tukang ojek pun tancap gas menuju kantor PUPR setempat. Lagi-lagi aku memendam kekecewaan. "Maaf ya bu. Belum boleh. Ntar kalau udah selesai pengerjaan penataan kawasan itu ibu boleh datang lagi" Aku kembali meminta tukang ojek mengantarku pada kantor Taman Nasional Komodo. Di sini aku harus bersabar ria lantaran petugas masih break time for lunch alias jam makan siang. Agak lama aku menunggu. Dan taraaaaaaa. tepat pada angka 2 pm aku diperbolehkan memasuki ruangan. 

Akupun tak mau kehilangan kesempatan cekrak cekrik mengarahkan kameraku pada fosil Komodo. Tentunya atas ijin petugas. Telur sang Buaya Daratpun tak luput dari perhatianku. Lagi-lagi aku soroti kameraku secepat kilat petir dan Yesss aku berhasil mengabadikannya. Aku berhasil mendapatkan literatur yang mengulas kehidupan Komodo yang ditulis dalam bahasa Inggris. 

 Akupun pamit dari TNK Office n meluncur ke kantor Dinas Pariwisata. Sayangnya brosur aku tak dapatkan di sini. Rupanya kehabisan brosur. Ya udah deh, aku ngopi aja dulu bersama tukang ojek. Siangnya sempat mencicipi keindahan kota wisata super premium itu sembari mencicipi semangkuk mie rebus di pinggir pantai. 

 Aku mencoba menelepon salah satu personil yang berada di posisi top management kantor BOP Labuan Bajo. Mana tau bisa gali informasi pariwisata lebih lengkap. Di sore hari, Lagi-lagi aku nggak mau kehilangan kesempatan menikmati sunset di Puncak Waringin. Di sini puas deh. Kapan ya, langit Jakarta menyatu dengan dagrasi birunya laut seperti di Flores?. Just a dream. So, masih ragu kalau NTT ada apanya? NTT tuh Apa Adanya. Yuk ke NTT aja wisatanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cear Cumpe; Narasi Syukuran Kelahiran Anak Dalam Budaya Manggarai

Catatan pojok budaya Ani Paga Jarum jam menunjukkan angka 9 am. Pemimpin upacara adat menyambut hadirin dengan menyodorkan sebo...