Kamis, 09 Desember 2021

Eksistensi Janda; Antara Peran Ganda Dan Rayuan Genit


 


 

Catatan Rengkampong Ani Paga

 

Saat Sebeth Lasarpandang  baru saja membuka media sosial, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan bunyi messenger yang membangkitkannya dari lamunan mengenang kembali almarhum suaminya. Seorang silent reader berjenis kelamin pria menyapanya, mengajaknya berkenalan. Tentu saja  Sebeth tak langsung merespond tawarannya. Sebeth Lasapandang diam-diam menyingkap profil sang pria, menyelidiki aktifitasnya di media sosial. Pria berkulit putih, berambut lurus, berhidung mancung mirip pria timur tengah inipun terus mendesak Sebeth  dengan berpura-pura berempati  terhadap duka Sebeth  kehilangan suami. Kalimat turut berduka citapun meluncur bebas dari mulut pria bertubuh jangkung ini  Tentu saja, Sebeth  memberi reward terhadap atensinya. Dari obrolan yang menarik keduanya sepakat untuk bertukar nomor kontak. Obrolanpun berlanjut di aplikasi whatsapp.

Dengan dalih mengajak Sebeth  berbisnis pria beristeri ini meminta Sebeth Lasarpandang  bertemu pada salahsatu restaurant bahkan beberapa kali dia berniat menyambangi  Sebeth   di tempat tinggal perempuan beranak satu ini. Sayangnya hingga tulisan ini diturunkan Sebeth  belum memenuhi permintaannya bahkan bertemu dengannya  tak dilayani Sebeth . Berbagai rayuan mautpun melayang ke arah Sebeth Lasarpandang, lagi-lagi peluru yang akan diberondongnya salah sasaran.  Sebeth  tetap bersikukuh untuk tidak bertemu dengannya. Alasan Sebeth  sederhana saja; , menjelekkan isterinya sendiri di hadapan perempuan lain bukanlah suatu sikap elegan seorang pria yang berstatus suami orang yang digunakannya sebagai peluru untuk merayu perempuan lain. Sikapnya sangat tidak bijak. Alih-alih bisnis  justru bertujuan lainpun, akhirnya berantakan. Sebeth  memutuskan tidak berbisnis dengannya.

Seorang janda lainpun memiliki kisah yang tak jauh berbeda. Perempuan ini sebut saja namanya  Mina Ringkikik mendapat rayuan seorang pria hidung belang yang masih berstatus suami orang. Mina janda cantik berbalut kulit putih bersih, berambut panjang ini bahkan diajak menikah seorang pria yang dikenalnya melalui salahsatu aplikasi media sosial. Mina akan dijadikannya sebagai isteri kedua dan menikah secara sirih. Pria ini mengaku memangku  satu jabatan strategis  di kantormya ternyata merupakan satu modus operandinya meraih cinta perempuan. Sejatinya pria ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Tercatat deretan panjang perempuan dipacarinya dalam waktu bersamaan. Pria ini bahkan berani menjual janda ini pada pria muda untuk dijadikan teman free sex di akhir pekan. Tentu saja sikapnya demikian mendapat perlawanan dari Mina Ringkikik. Perempuan janda ini bersikap tegas melepaskan diri dari cengkraman lelaki itu. Komunikasi merekapun putus total

Rumah tangga merupakan kelompok primer dan merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memainkan peran penting terhadap dinamika kehidupan sosial. Suami dan isteri tentu saja memiliki peran masing-masing. Suami yang berperan sebagai kepala rumah tangga, mengayomi, melindungi keluarga menafkahi keluarga, menjadi imam keluarga sementara isteri betanggungjawab pada peran domestic mengurus anak dan rumah , melayani kebutuhan suami  namun seiring meningkatkan kebutuhan ekonomi rumah tangga seorang perempuan dituntut bisa berperan di luar rumah dengan berkarier di luar rumah. Ketika perceraian atau ditinggal mati seorang perempuan menikah berubah status menjadi janda.

 Terminology janda  mengacu  situasi pada perempuan  yang tidak bersuami karena ditinggal mati atau bercerai hidup  serta tidak lagi terikat dalam hubungan heteroseksual dengan pasangan hidupnya. Mendapat gelar janda tentu saja bukan impian yang menggiurkan bagi semua perempuan bahkan tak ada satupun perempuan yang berniat menjadi janda. Cerai hidup atau cerai mati  merupakan satu situasi yang terpaksa menempatkan perempuan menikah pada posisi janda.

 Seorang isteri  yang tadinya berfungsi sebagai tulang rusuk pasangannya, saat ditinggal suami diapun harus menjadi tulang punggung keluarga. Bebannya berlipat ganda pada ruang domestic yang berkiprah pada seputar rumah  dan extra domestica  dengan berkarier di luar rumah . Seorang janda harus memainkan peran mencari nafkah untuk menghidupi anak-anaknya, menjadi pelindung, pendidik bagi masa depan anaknya, Berbagai carapun ditempuhnya mengerahkan seluruh kekuatannya demi kebahagiaan keluarga serta dirinya sendiri.Peran seorang jandapun menjadi sangat kompleks.

Tak jarang ketika menjalankan peran extra domestica perempuan janda dihadapkan dengan stereotype negatif yang berdasarkan asumsi pribadi semata. Janda seringkali  berhadapan dengan stigma buruk serta seksualisasi janda.   Janda dianggap perempuan genit, murahan yang haus belaian kasih sayang, layak dirayu bahkan dicurigai bakal sebagai pelakor yang bisa merusak rumah tangga orang sehingga pantas dihindari, kehilangan pasangan hidupnya dianggap sebagai sosok yang tidak sempurna, yang tidak berdaya,  gerak-geriknya kerapkali dicurigai, kemudian dijadikan bahan pergunjingan para insan yang hoby bergosip ria. Eksistensi janda seringkali mendapat pelabelan negatif dan dilihat menjadi obyek yang menarik, yang mudah digoda, bahenol, janda bohay, dipandang hina bahkan pada kasus cerai hidup  janda dikonotasikan sebagai sosok yang gagal mencari solusi atas kisruh rumah tangganya. Konstruksi budaya yang demikian membuat janda enggan bersuara, dia menelan pil pahitnya seorang diri.

Narasi negatif terhadap janda acapkali berbuntut pada penempatan janda sebagai kaum termarjinal. Perlakuan seperti ini tak jarang membuat janda kehilangan percaya diri, menarik diri dari lingkungan sosial, serta kehilangan motivasi  dalam hidupnya.Janda ah janda.

Dalam system yang menganut budaya patriarki pada kasus tertentu janda yang tidak memiliki anak cenderung  mendapat perlakuan tidak adil dari keluarga suaminya. keluarga suaminya memutuskan hubungan keluarga dengannya. Perkawinannya yang semula dirajut secara hukum dihempas begitu saja.. Saya menemukan beberapa  kasus seperti ini pada beberapa perempuan janda yang hidup seorang diri setelah ditinggal mati suaminya,  janda tidak diberi akses ekonomi untuk menguasai hak warisan orangtua suaminya.

Tidak semua pria memberikan strereotype negative terhadap janda, seorang sahabat saya Martin W  asal Papua yang merupakan magister jebolan Eropah melihat janda yang ditinggal mati pasangan hidupnya sebagai sosok yang hebat karena melewati sebuah proses hidup yang luar biasa. Sementara pada perceraian  dilihatnya sebagai kumpulan orang gagal yang tidak mendapatkan solusi atas timpahan persoalan rumah tangga. Janda  dipandangnya sebagai sosok hebat ; mampu menjalankan dua peran sekaligus yakni peran domestic dan extra domestica. Secara fisik dan mental dia melihat janda lebih stabil ketimbang pria.  Dia memandang adanya a person  triple job pada janda mandiri yakni bertanggungjawab terhadap diri sendiri, anak dan masa depan anak. Di luar sana terdapat banyak perempuan janda yang mampu hidup mandiri secara ekonomi, sosial politik,

Dikatakannya adalah perilaku minus oknum janda yang mengarah pada money oriented merupakan salasatu pemicu yang mengundang hadirnya stigmatisasi buruk terhadap janda. Martin tidak sepakat dengan pria hidung belang yang melihat stigma buruk sebagai exploitasi materil serta seksualisasi  terhadap janda. Menurutnya lelaki harus membangun komunikasi serta interaksi yang memiliki nilai tambah secara psikologis. Take and give menjadi tanggungjawab bersama dengan demikian terjadi keseimbangan komunikasi. Seorang janda demikian menurut Martin harus meningkatkan kualitas secara personal, harus memiliki kecerdasan extra sebagai senjata menangkal stigmatisasi buruk.  

Tindakan preventif tentunya dibutuhkan untuk meminimalisir strereotype terhadap janda itu sendiri. Janda harus berani bermigrasi untuk keluar dari pelabelan negatif terhadap dirinya. Seorang janda asal Banten mengatakan janda lebih riskan terhadap godaan pria hidung belang. Menghadapi godaan sosial seperti itu maka harga diri seorang janda menjadi taruhan dan merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar, seorang janda harus memperketat pengawasan terhadap dirinya sendiri, lingkungan akan aman bilamana janda itu sendiri menempatkan dirinya secara proporsional.

 

Semoga bermanfaat

 

 

 

4 komentar:

Cear Cumpe; Narasi Syukuran Kelahiran Anak Dalam Budaya Manggarai

Catatan pojok budaya Ani Paga Jarum jam menunjukkan angka 9 am. Pemimpin upacara adat menyambut hadirin dengan menyodorkan sebo...