Jumat, 03 Juni 2022

Perempuan Antara Media Sosial Dan Literasi Digital

Perempuan; Antara Etika Bermedia Sosial dan Literasi Digital. 



 Catatan pojok Ani Paga 

maaf; lagi belajar sok pintar dikit 

 Pagi ini aku terbangun di angka 3 am. Mataku tak lagi bisa terpejam, sempat teringat mimpi semalam mengunjungi satu desa. 

Entah desa apa namanya. Berusaha untuk tidur lagi berharap mimpi yang lebih indah ternyata masih susah tidur ya mending menulis deh. 


Pejuang literasi Ecak Dahlia bersama Veronika K. 
Sembari mikir mencari obyek penulisan aku membuka app facebook satu platform yang paling digandrungi warganet.

Tanpa sengaja aku menangkap kisah enu Veronika dan enu Echak pejuang literasi di Manggarai yang dengan semangat tinggi menerobos satu desa terpencil Menembus desa yang belum dijangkau aliran listrik serta kondisi ruas jalan yang memprihatinkan aku jadi teringat ruas jalan menuju kampung almarhum suami. 


 Ruas jalan beberapa kali ditambalsulam bak mempertontonkan atraksi sulap menyulap ruas jalan. 

Belum sampai setahun ruas jalan sudah kembali rusak dan menghambat perjalanan. Turun dari kendaraan dan terpaksa jalan kaki menembus desa yang terpencil, menuruni bukit terjal kalau nggak lihai bisa terguling manja di jurang. Kondisi topografi Manggarai Flores yang didominasi kemiringan tanah mencapai 60 persen. Ruas jalan yang rusak tak menyurut semangat mereka menembus desa Topak yang keberadaannya terbilang lumayan dekat dengan ibukota kabupaten. 

Laskar Topak asuhan Ecak Dahlia 

Di kampung ini satu pejuang literasi mudapun enu Echak juga tak kalah semangatnya menjadi perintis taman bacaan bagi anak-anak desa. 

 Dari Manggarai Timur, enu Lasmi juga tak mau kalah tampil dengan karyanya yang memukau. Sahabat muda ini juga sering kali membuat karyanya yang spektakuler di bidang sastra. Perempuan dan digitalisasi Di jaman milenial serba digital para warganet dengan mudahnya melanglang buana mencari dan berbagi informasi. 


 Dalam seminar beberapa waktu lalu saya excited pada hasil survey yang mengungkapkan ternyata perempuan mendominasi pengguna internet di Indonesia. Tak tanggung-tanggung pengguna internet perempuan mencapai 56,6 persen dari total angka pengguna. 

 Media Sosial merupakan teknologi berbasis internet yang memungkinkan warganet mempresentasikan dirinya serta digunakan untuk berinteraksi sosial, berbagi informasi dengan pengguna lain dan menghasilkan ikatan secara virtual.

 Perkembangan media informasi itu telah mampu mengubah dinamika sosial pada semua lini. Beberapa platform virtual seperti social worlds, blogs, virtual games worlds, social networking sites, collaborative project merupakan jenis media sosial yang banyak digandrungi warganet. 
Lasmi


 Pergerakan perempuan yang semakin majupun tak luput dari peran media sosial. Media sosial ikut berpengaruh merubah cara komunikasi dalam dunia perempuan. Pandangan konservatif yang menempatkan peran lelaki lebih dominan dalam berteknologi komunikasi lambat laun terkikis dengan mulai banyaknya keterlibatan perempuan dalam mengakses komunikasi dan informasi secara virtual. 

 Melalui media sosial seperti Facebook, WhatsApp perempuan dengan mudah mempublikasi berbagai kegiatannya. Melalui media sosial pula perempuan bisa mengaktualisasikan kemampuannya dengan baik, terbentuknya identitas yang solid sehingga bisa mengatasi ketimpangan sosial dalam komunikasi virtual. Bahkan peran aktif para perempuan melawan arus informasi membuat perempuan itu lebih kuat secara status dan dapat mengatasi problematik dominasi marjinal dalam dunia virtual. 


 Di sisi lain pada kota-kota besar mobilitas penduduk yang tinggi berakibat kurangnya intensitas pertemuan anggota keluarga untuk berkomunikasi secara langsung. 

Pada kasus lainnya, intensitas komunikasi yang terbatas telah membuat anggota keluarga lebih asyik dengan dunia media sosialnya sendiri. Kebersamaan dalam rumah tangga menjadi barang langkah. 

 Penyalahgunaan media sosialpun telah berimbas pada retaknya hubungan sosial masyarakat. Perselingkuhan yang berawal dari media sosial seringkali menjadi penghancur kehidupan rumah tangga. 

 Penggunaan media sosial yang berlebihan dan tak terkontrol membuat perempuan tersebut tersangkut masalah dengan pihak lain misalnya terlibat dalam pemberitaan hoax. 

 Tak jarang, perempuan juga menjadi obyek eksploitasi seksual, human trafficking, korban penipuan lelaki hidung belang dalam media sosial. Pencapaian perempuan pada berbagai bidangpun telah menimbulkan konflik yakni peran ganda antara karier di luar rumah (ekstra domestika) dan peran domestik. 

Veronika Kurnyangsi Pejuang literasi di Ruteng
 Perempuan juga semakin dituntut untuk cerdas dan berpikir cepat dalam mengantisipasi permasalahan. Salahsatunya berkomunikasi dengan pasangan hidup sebagai satu tim yang kuat. 

 Pada perempuan perkotaan dengan mobilitas yang sangat tinggi komunikasi yang intens menjadi salahsatu perekat hubungan dengan anggota keluarga. 

Komunikasi virtual merupakan alat untuk mendekatkan hubungan pada jarak yang jauh.Media sosial menjadi kekuatan penting bagi perempuan perkotaan yang super sibuk bekerja dan mengurus rumah tangga. 


Lasmi; Pejuang Literasi di Manggarai Timur

 Perempuan sebaiknya menunjukkan prestasi, karya, kecakapan dan peran dalam masyarakat dan tidak kalah dengan laki-laki. Dengan demikian gambaran ideal tentang perempuan akan tampil dalam media sosial.

 Perempuan sebaiknya lebih cerdas menganalisa konten media sehingga tidak terjebak dalam pemberitaan palsu. Perempuanpun dituntut memahami literasi media sosial dengan bijak dan berdaya, bisa merespond kontent media sosial secara arif. 

 Udah gitu aja dulu. Dari kampung untuk Indonesia. 

Anak-anak Taman Bacaan asuhan Veronika


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cear Cumpe; Narasi Syukuran Kelahiran Anak Dalam Budaya Manggarai

Catatan pojok budaya Ani Paga Jarum jam menunjukkan angka 9 am. Pemimpin upacara adat menyambut hadirin dengan menyodorkan sebo...