Jumat, 03 Juni 2022

Todo; Jejak Kampung Tradisional Jejak Budaya Manggarai Masa Lalu

Todo; Kampung Tradisional Jejak Budaya Manggarai Masa Lalu.

 Catatan pojok budaya Ani Paga 

 Todo merupakan satu kampung yang berlokasi di Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai pulau Flores provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari Ruteng sebagai pusat ibukota kabupaten, kampung Todo bisa ditempuh jarak sejauh 46,4 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, 25 menit. Selama perjalanan menuju kampung ini banyak pemandangan alam indah yang membuat mata enggan terpejam. Pokoknya asyik banget. 

Saya sendiri pernah menyambangi Todo di tahun 2004 saat terlibat dalam kegiatan politik seorang anggota DPR RI dan berhasil mengantarnya duduk di kursi emas gedung yang mulia Senayan Jakarta. Memasuki kampung ini aku terpesona dengan bebatuan dengan permukaan ceper yang tertata indah. Sayapun melempar pertanyaan pada seorang pak tua yang merupakan tokoh adat di rumah adat Todo seputar bentuk batu yang ceper pada halaman kampung itu. Jawabannya membuat aku kagum.Betapa tidak, kebetulan leluhurku dari pihak ibu yang bernama popo Kanta berasal dari kampung ini. Si pak tua menjelaskan kalau batu rata yang menghiasi wajah kampung itu berfungsi sebagai keset untuk membersihkan kaki para tamu atau para pegawai kerajaan sebelum memasuki rumah adat itu. 

 Wow betapa luhurnya budaya nenek moyangku. Meriam tua terlihat menjadi properti halaman kampung ini. Tidak salah, Todo merupakan pusat kerajaan di masa silam sebelum pindah ke Ruteng. Akupun mengeluarkan beberapa lilin dari dalam tas ranselku kemudian kunyalakan lilin itu pada kuburan tua yang merupakan makam leluhurku. 

 Rombongan kamipun memasuki rumah adat dan kamipun menyerahkan beberapa botol beer pada tokoh adat. Merekapun menyambut kami dengan hangat. Tak lupa tatanan gelas yang berisi minuman kopi Manggarai mendarat di depan kami. Kamipun menikmatinya dengan senang hati. Rasanya boooo beda banget pokoknya sensasi kopi Manggarai Flores enak di lidah menembus isi perut dalam kelelahan. Gluk gluk gluk nikmatnya lezatooo. 

 Seekor ayam 🐔🐓🐤 dipersiapkan untuk menyambut kami dan kemudian dibuat acara pemotongan ayam yang akan dipersembahkan pada leluhur dalam acara teing hang (sesajen; persembahan pada leluhur). "Boto manga babang agu bentang" demikian satu kalimat yang keluar dari mulut sang tokoh adat yang maknanya agar leluhur kami tidak kaget serta menerima maksud baik kedatangan kami. Pandanganku kuarahkan pada seluruh sudut ruangan. Satu rumah ini dihuni beberapa keluarga dan tentunya memiliki kamar tidur yang mengelilingi ruang utama. Sangat eksotik interiornya. 

 Di sini masih tersimpan sejarah masa lalu berupa Gendang Loke Nggerang yang terbuat dari kulit perut seorang gadis asal Ndoso Manggarai Barat yang menjadi korban perebutan cinta antara kerajaan Bima di pulau Sumbawa, Goa di Sulawesi serta raja Todo di Manggarai Flores. Kata Loke dalam bahasa Manggarai Flores memiliki arti sebagai Kulit dan Nggerang diterjemahkan sebagai memancarkan cahaya. Konon kabarnya sang putri bidadari cantik yang merupakan putri dari bu Hendang dan pak Awang ini pada punggung serta perutnya memancarkan cahaya hingga ke langit. 

Hingga kini gendang itu masih tersimpan dengan baik. Untuk memperlihatkannya pada pengunjung sebelumnya dilakukan acara adat. Hingga kini beberapa rumah adat berarsitektur budaya asli Manggarai masih berdiri kokoh di kampung ini. 

Selain Todo, kampung Wae Rebo yang kini masuk dalam deretan catatan UNESCO sebagai warisan dunia 🌏dalam kebudayaan merupakan satu kampung tradisonal yang ramai dikunjungi wisatawan. Coba, pulau Flores kurang apa dalam keindahan. Ngapain jauh-jauh jalan-jalan ke luar negeri. Ke Flores aja. Flores itu sangat eksotik, percaya deh pada omongan gue. Kamu nggak bakal nyesal keluarin duit. Recomended banget buat kamu-kamu yang suka traveling rame-rame atau backpacker. Elu sih nggak percaya omongan gue. Sini join aku ke Flores. yukkk Happy sunday. Thanks to nana Gusti Rumat sumbangan fo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cear Cumpe; Narasi Syukuran Kelahiran Anak Dalam Budaya Manggarai

Catatan pojok budaya Ani Paga Jarum jam menunjukkan angka 9 am. Pemimpin upacara adat menyambut hadirin dengan menyodorkan sebo...